Wednesday 27 September 2017

Belajar dari lubang dan tali


Belajar dari lubang dan tali
Selamat malam
Kali ini aku tak lagi menceritakan seseorang
Aku hanya akan menulis tentang apa yang terjadi hari ini
Sedari semalam keadaanku yang tak baik ternyata berdampak pada hariku, ya hari ini. Sedari pagi yang kacau, ya ternyata benar benar berantakan karena apa yang kurencanakan sebelumnya gagal total.
Mulanya aku berencana menyelesaikan bab 1 & 2 ku untuk bimbingan siang, nyatanya aku tak kuasa menyelesaikannya. Sedari tadi aku hanya menikmati kepiluan. Hahaha bodoh sekali telah menghabiskan waktu hanya untuk hati. Tapi memang begitulah adanya. Kedua, aku gagal menikmati pengalamanku di suatu sekolah yang ingin ku pelajari. Karena keadaanku yang kacau, bhkan aku tak lagi mampu memahami sms dari pihak sekola yang sebenarnya semua orang paham. Dan sayang sekali. Waktuku hri ini sungguh tidak bermanfaat. Ketiga, mulanya aku berencana untuk bertemu dengan rekan kantor tempatku berproses, gagal pula karena aku lupa dan terlanjur tak kuasa melangkah. Ah hariku sia sia lagi.

Aku kadang cemburu dengan mereka yang mampu menanggalkan keadaan tak baiknya untuk mlakukan hal yang bermanfaat. Ya, aku pernah begitu mampu, tapi entah tentang ini aku selalu begini.
Namun ada hal kecil yang barusaja aku selesaikan dan berhasil.
Coba tebak apa? Hahaha
Sebatas memasukkan tali jaket satu satunya milikku yang telah lama tersangkut. Ya, jaket ini. Jaket perjuangan, jaket kenangan, jaket kesederhanaan.
Hihihi
Aku terlalu menyayangkan jika ini dialumnikan, tapi memang nyatanya aku belum lagi kuasa untuk membeli jaket model apapun. Bukan tak mau, namun tak mampu.

Mulanya aku merasa tak mampu, kucoba memasukkan dengan jarum. Tapi yang ada aku semakin tertusuk berkali kali. Kemudian akhirnya aku melepasnya. Kupikir, hanya peniti yang bisa membantuku untuk memasukkannya, tapi aku terfikir lain dengan menali bagian ujung dg tali yg kecil. Tentunya agar muat masuk lobang dan ditarik ke ujung satunya.

Perjalanan panjang telah dimulai, kutarik pelan pelan. Sedi memang karena tidak segera selesai, karena menghabiskan waktuku yang banyak. Tapi dari situ aku belajar. Betapa hidup ini hrus dinikmati prosesnya. Betapa keadaan tidak selalu sesuai dengan pikiran kita. Betapa lelah menanto dan belajar untuk bersabar dalam menapakinya. Ya bagaimanapun otu adalah pelajaran bagiku. Karena sepenuhnya hari ini aku tak berhasil melaksanakan apa yang telah kurencanakan. Terlanjur lelah dengan diriku sendiri. Terlanjur kehilangan semangat hidup. Sungguh. Benar benar putus asa yang kurasakan sedari tadi.
Seperti pernah merasakan ini sebelumnya dengan keadaan yang berbeda. Dengan masa yang jauh lebih singkat daripada yang telah berjalan.

Jaket kenangan
Penuh perjuangan untuk mendapatkannya
Penuh kehangatan di setiap pemakaiannya
Penuh kenangan disetiap seratnya
Hihi, adapula kenangan lubang akobat rokok yang kala itu aku ngomel sekali.
Meski keadaannya yang tak lagi sempurnya, meski talinya yang tak sama, tapi aku masih sangat menyukainya.
Bukan apa apa, hanya aku belum mampu untuk menduakannya, jaket kesayanganku.
Hahaha
Hujan september,
Rabu, 27 september 2017
19.15 am

Tuesday 26 September 2017

hari ini,

Hari ini aku belajar melepasmu
Semula aku penuh dengan cemburu
Membuta akanmu
Membisu denganmu
Menuli selainmu
Tak izinkan yang lain denganmu
Tapi hari ini aku belajar melepasmu
Membiarkan yang lain bersamamu,
Ya denganmu,
Kau yang penuh dengan kesempurnaan bagiku
Kau yang penuh dengan harapan besarku
Kau yang penuh dengan kenyamanan bagiku
Kau yang penuh dengan kedambaan semuaku
Yah, kau.
Kau yang kini mulai menempati masa laluku
Kau yang diamini oleh keluargaku
Kau yang..
Ah, aku sudah menghabiskan apapun yang ada dalam otakku
Aku menyayangimu lebih dari diriku
Dan begitulah kebodohanku,
Pendambamu bukan hanya aku,
Banyak sekali yang bahkan telah mampu menyamankanmu
Yang mampu mendekapmu lebih hangat daripadaku
Yang mampu menundukkan pandanganmu daripadaku
Yang mampu menguatkanmu dalam langkahmu daripadaku
Yang mampu membebaskanmu dari jeratan kasih sayangku
Aku tak mengapa, asal itu bahagia untukmu
Ya, aku tak mengapa tanpamu,
Mungkin memang kau bukan untukku

Jombang, 26 sept 2017
18.59 AM

Kau#part3

Sunday 24 September 2017

Tentang kalian 😘


Jangan tanya mereka siapa 😆 soalnya aku pasti akan jelasin semuanya. Hahaha

cobabtebak aku yang mana 😂
Aku yang paling depan deh pokoknya. 
Hihi 
Selalu bahagia jika bersama mereka. 😆😁

Depanku namanya apin
Adek adek serasa semuran 😛
Paling gila diantara kita semua. Haha. Maafkan daku piin, 
bendahara kece yang gabisa nahan kalo diajak jalan. Tapi kalo udah nyangkut soal duit pondok, susah buat diajak kompromi. Sangat jeli dan terkendali. Hmm
jangan tanya soal pendidikan. Dia sudah lulus s1 hukum keluarga, dan sedang menempuh pasca sarjana di kampus dan jurusan yang searah. 
Jago bikin dunia kita hidup pokoknya, paling gokil dan ga jaiman. Hmm
Untuk lengkapnya tunggu edisi selanjutnya yaak. 😂

Samping kiri aku namanya mamah hen. 
Do you know kenapa kita panggil mamah? Soalnya dia palingbtelaten diatara kita semua. Soal keuangan, apalagi soal bisnis kita, raissa florist. Pasti dia yang harus megang uangnya, kalo ga gitu ambuar kena kita bertiga. Hihi

Dia sama kek aku, ga lanjut pasca tapi lebih banyak acara dan berbeda jauh denganku. Hihi. Hoby macak dan jago macakin. Bayangin coba, kita pas mau wisuda selain nyari duit semalaman melek buat garap order bunga, dia paginya langsung macak i kita semua. Kalo ga hobi dan kesenangan pasti ogah banget dah 😂😂😂 
Meski paginya pas acara wisuda kita bobok cantik di deretan kursi wisudawan. Hahaha maafkan kami pak dosen.. 😅😅😅 sekarang sudah mulai move on dari masalalu kelamnya dan merajut tali kasih dengan gus sebelah. Hihi. Semoga jodoh ya mah, biar ga gegana lagi kek aku. Huwaaahh 🙈🙈🙈

Next, our koordinator ketjhe. Aida or badul. Dia dokter cinta abal abalannya aku. Hahaha. Pas lagi gegana gegana masalah hati, dia yang lurusin. Hemm biasa berkutat soal hati dan perasaan. Hwhaaha piss dul. Dia sama kek apin, sedang menapaki tahap pasca, Teges dan pinter. Tapi kadang ketularan gila kayak kita2. Whahaha. Dan sejak terjebak cinta dengan penulis jagoan, dia jadi turut menggila sasrta. Ups. Semoga jodoh sama pak guru yaak duul 😍😋  tapi jangan nikah duluin aku. Wkwk 

terimakasih telah menemaniku, menapaki detik detik kehidupan dengan sejuta doa dan harapan. Terimakasih atas kegilaan kita selama ini. Jangan waras dulu ya sampe bener2 kuat menapaki langkah selanjutnya. Sayang kaliaaan 😍😘😚



Friday 22 September 2017

Pecinta pemilik ilmu

Siang ini aku barusaja bertemu dengan beliau, dosen favoritku. Hhhaha
Bukan karena apa, karena beliau benar- benar membuatku kagum. Cerdas dan ulet. Hafidz dan dosen s2 di kampusku. Hwahaha. Im pround of you pak mas 😍
"ojo wedi, podo menungsone. Sing penting sinau" begitu beliau mengajariku selama membimbingku dalam menyelesaikan skripsiku. Dan sekarang sedang menempung jenjang s3.
Ah bapaak, 😍😍😍

Entah apa yang membuatku tenang ketika melihat beliau. Ilmunya seabrek tapi masih saja terlihat sederhana. Istrinya spesial mengurus rumah tangga dan mengajar pengajian anak anak di rumahnya. Dan beliau mengajar di almamaternya dulu dan menyimak hafalan santri pondok lamanya. Dan sebagai dosen di kampusku. Beliau dikarunia dua putra yang keduanya terlihat mengikuti jejak ayahnya.
Terlihat sekali, sopan santun antara keluarga tersebut, sepertinya sedari kecil mereka (red. Pak dosen dan istri) selalu mengajari bertata krama dengan sesamanya. Tutur katanya santun dan sopan. Tidak jarang menggunakan bahasa krama sebagaimana orangtua bertutur. Pun ketika  pak dosen bersama dengan mahasiswanya, sesekali berbahasa krama,

ah entah aku sedang sangat terkesima dengan kehidupan beliau. Yang kufikirkan hanya satu, bagaimana perjuangan mereka ketika membentuk anak yang demikian? Dan keliarga yang terlihat sangat menghargai satu sama lain.

Teringat ketika istri pak dosen bercerita tentang beliau, (red.pak dosen). Setiap kali pak dosen mendapat ilmu baru, beliau akan berbagi dengan istrinya. Tak ayal, jika tanpa sekolah s2 pun sang istri dapat menikmati keluasan ilmu melalui suaminya. Bolehlah jika mendambakan keluarga yang demikian 😆😆

Saya merawat anak anak, suami belajar dan bekerja. Jika ada yang baru diketahui, suami berbagi kepada istri. Dududuh, mulai ngantuk kali, mulai mengigau kemana mana 😂😂
Sudah dulu ya guys, kapan kapan kalo ketemu beliau aku ceritain lagi. Hihi

Wednesday 20 September 2017

Aku dan hujan bulan juni


Bulan juni memang mengesankan. Dimana aku dilahirkan di dunia, dimana aku dihadirkan oleh sang Ilahi untuk menemui orang orang tersayang. Ayah ibu adik saudara kekuarga. Dan teman teman yang datang dan pergi sesuai dengan ceritaNya. Aku terlahir di bulan juni, itulah mengapa aku begitu terkesan ketika seorang penulis favorit menuliskan cerita di bulan juni. Makasii bapak sapardi, rasanya aku ingin menjadi pingkan untuk bertemu dengan sarwono yang sangat mengagumkan. Aku juga ingin menikmati kisah cinta yang tentram sebagaimana kisah mereka, ah sayang belum tuntas pingkan dan sarwononya.. 
Pingkan dan sarwono. Sepasang kekasih yang saling menjaga hati. Saling menguatkam satu sama lain. Ah, yang paling kusuka saat sarwono mengingat kalimat pingkan. "jangan cengeng sar" dengan nada khas dan sangat kokoh bertahan di benak sarwono. Ah, aku suka. Entah sampai detik ini kubaca berkali kali pun aku masih suka tersipu. Hihi alay dikit laah.. Ini pernggalan kalimat yang kusuka, sangat kusuka.
Bagaimana mungkin seseorang memiliki keinginan untuk mengurai kembali benang yang tak terkirakan jumlahnya dalam selembar saputangan yang telah ditenunnya sendiri. Bagaimana mungkin seseorang bisa mendadak terbebaskan dari jaringan benang yang susun-bersusun, silang-menyilang, timpa-menimpa dengan rapi di selembar selembar saputangan yang sudah bertahun-tahun lamanya ditenun dengan sabar oleh jari-jarinya sendiri oleh kesunyiannya sendiri oleh ketabahannya sendiri oleh tarikan dan hembusan napasnya sendiri oleh rintik waktu dalam benaknya sendiri oleh kerinduannya sendiri oleh penghayatannya sendiri tentang hubungan hubungan pelik antara perempuan dan laki-laki yang tinggal di sebuah ruangan kedap suara yang bernama kasih sayang. Bagaimana mungkin.
Hujan bulan juni -
Sapardi djoko damono
Pengen pingkan melipat jarak tapi belum kuat beli. Hahaha
Mau banget kok kalo ada yang beliin 

Jeritan hati anak manusia

Hari ini ada seorang anak yang membuntutiku. Seperti biasa, pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan. Ada apa nak? Sapaku. Lalu dia mengambil posisi untuk duduk di dekatku, tak lama kemudian ia mulai bercerita.

Mulanya ia hanya ingin mengeluhkan tentang keadaannya, namun kemudian merambat kepada keluarganya. Ya orang tua.

Aku sejenak menyayangkan ketika orang tua ayah ibu saling tidak memperhatikan anaknya ketika terjadi cek cok diantara mereka. Bagiku memang seperti cenderung egois. Memikirkan diri mereka sendiri. Ah, maaf jika ini terlalu menjugje orangtua atau sok dan bagaimana. Karena disini aku benar benar duduk di posisi pendengar mereka. Anak anak korban pertengkaran orang tua yang tak bersalah.

Dia seketika menangis saat aku mulai menyimak ceritanya. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja yang hanya pulang dua minggu sekali, sedangkan sang ibu mengisi waktu luang dengan menjual barang via online.

Ketika masih menduduki tingkat SD, sebut saja dinda. Dinda seringkali menangis saat mendapati ayah ibunya bertengkar di hadapannya. Tepat. Bahkan beberapa tindakan yang tidak layak untuk dilihat anak usia demikian sudah menjadi makanannya sehari hari. Memukul, berkata kotor, berteriak. Itu semua sudah sangat biasa ia cegukkan dalam pikirannya. Berkali kali ia hanya bisa menangis, sampai akhirnya saat ia menduduki kelas akhir SD dia memberanikan diri untuk melerai mereka. Dengan derai air mata yang mengurai, dia berteriak dan mengancam jika mereka melanjutkan ia akan kabirbdari rumah.
Hening, diam dan berhenti. Aku benar benar tak kuasa mendengar ceritanya. Dia memang terlihat sangat berbeda dengan teman teman lainnya. Cenderung ingin diperhatikan lebih, sungguh. Bukan karena apa, kini aku pun semakin mengerti betapa hubungan keluarga mempengaruhi perkembangan psikologi anak. Sangat berpengaruh. Dinda menjadi seorang anak yang suka cari perhatian, kurang semngat dan keras. Dia pun merasakan hal itu,  marasa sering marah jika ada secuil yang tidak pas dengannya. Aku sangat menyayangkan jika Andai para orang tua yang kurang bisa menjaga emosinya di depan anak anak, pastilah sangat berdampak fatal untuk kehidupan si anak ke depannya.

bagaimanapun pertikaian orang tua, agar lebih dikondisikan lagi dimana dan kapan waktu yang tepat. Apalagi jika hal hal yang sepele yang membuat mereka bertengkar. Okelah tidak akan menyangkal bahwa setiap rumah tangga pasti ada cek cok atau masalah yang membuat perbedaan presepsi, tapi bagaimanapun orang tua harus untuk tidak menunjukkan itu pada anak. selesaikan itu dulu di tempat yang tidak semua orang tau. Di kamar pribadi misalnya. Psikologi anak sangat berpengaruh jika sejak kecil sudah melihat hal hal yang tidak membuatnya nyaman. Bisa2 mereka mencari kenyamanan lain seain dirumah, bermain tanpa memikirkan keluarga lagi, cuek, tertutup dsb. Apa rela anak bapak ibu jadi begitu yang pada dasarnya disebabkan karena ulah kalian sendiri? Bahkan dinda, kembali ke tokoh awal, mulanya curhat ke ibunya, namun seringkali tidak dipercaya dan diabaikan. karena sudah tak lagi merasa nyaman, ia malah lari ke orang lain. Coba bayangkan, iya kalau pelariannya baik, kalau tidak? Bisa apa kita?

Sesekali mari kita mulai koreksi diri masing-masing. Apa yang menyebabkan anak demikian. Tidak nurut dan suka bangkang. Koreksi diri sendiri terlebih dahulu jika merasa a asalahnya, baru perlahan meluruskan. Sungguh cara itu adalah palping menyenangkan.
Semoga bermanfaat 😇

Malam kemarin, 21.35 am
Jombang, 19 september 2017

Saturday 2 September 2017

Tentang nasib

Beberapa hari yang lalu, aku barusaja mengunjungi sebuah panti asuhan di sebuah desa yang tak jauh dari tempat singgahku. Ini kali pertama aku menginjakkan kaki di sana, yang sebelumnya selalu tertunda karena hal lain. Ini punnatas ketidaksengajaan temanku sebelum pulang menyempatkan untuk berkunjung ke tempat itu.

Mulanya aku biasa saja, melihat bangunannya yang cukup kekinian dengan kawasan yang lumayan luas aku biasa saja. Tak sedikitpun tergugah hatiku. Kami pun berbincang bincang sejenak dengan pengurusnya, ibu paruh baya yang klihatan muda namun ternyata sudah punya cucu. Hehehe awet muda bu, semoga besok ak juga visa begitu 😁😁. Sekedar berbagi pengetahuan tentang kawasan itu. Kemudian beliau mengizinkan kami untuk menemui anak anak panti. Karena kami cukup menyukai anak kecil, kami pun request untuk masuk ke ruang balita, dan alhamdulillah dikabulkan oleh ibu tersebut.

Seketika aku lemas ketika mendapati anak anak balita yang baru bisa jalan menuju kami, meminta untuk digendong. Aku pun segera mengiyakan keinginan salah satu dari mereka. Hatiku menjerit, sungguh dosa apa yang mereka perbuat sehingga menerima keadaan ini, hmm meski semua sudah diatur olehNya.
Lagaknya terlihat mereka kurang kasih sayang, satu masih dalam gendonganku satunya lagi nunjuk2 untuk digendong melihat suasana luar. Di ruangan itu terdapat beberapa ranjang berpagar layaknya untuk anak anak. Jelas dimaksudkan agar mereka tidak jatuh saat tidur, karena bagaimanapun pasti akan kuwalahan jika hanya beberapa orang saja yang menjaga mereka. Ruangan itu lumayan lebar, namun selalu ditutup rapat, karena takut mereka bermain yabg tidak terkontrol diluar. Aku semakin tak tega, keadaan yang tak memungkinkan, kasih sayang yang tak ada yang menggantikan.. 😞😞😞
Seketika aku semakin mensyukuri nikmatku, memiliki keluarga yang sempurna, kasih sayang yang utuh, keadaan yang baik. Begitu besar nikmat yang tak dimiliki mereka dan diberikan kepadaku. Ah Tuhan maafkan kelalaianku 😔😔😔