Monday 1 September 2014

Energi Keluarga :)


Memiliki keluarga yang harmonis merupakan keinginan setiap insan di dunia ini, salah satu alasannya adalah memberikan kenyamanan tersendiri bagi setiap anggota keluarga. Karena dengan kenyamanan tersebut akan menjadikan energy tersendiri untuk menjalankan kehidupan yang telah diberikan oleh sang kuasa.
Yang paling kiri adalah sosok ayah yang selalu menjadi idolaku. Meski bagi teman- teman SDku dulu beliau adalah sosok yang berwatak keras, tetapi bagiku ia adalah ayah yang sangat tepat menjadi panutan. Watak kerasnya mendidikku untuk bisa bersikap tegas dalam menentukan suatu keputusan, tentunya dengan suatu komitmen yang tegas sehingga menjadikanku sedemikian ini.
Sisi lain yang bisa aku ambil dari sosok ayahku adalah ketaatannya kepada yang kuasa. Meski beliau hanya sempat menempati pesantren selama beberapa tahun saja, namun segala hal yang pernah beliau pelajari seperti sudah mendarah daging pada dirinya. Walhasil aku beserta adikku yang berdiri di sebelah beliau dianjurkan untuk menimba ilmu di pesantren.
Sebelah ayahku, adalah adik laki-laki pertamaku. Meski statusnya sebagai adik, kadang ia bahkan seperti kakakku. Mempunyai adik seperti dia merupakan pelengkap yang sempurna. Seringkali kami berdiskusi tentang masa depan kami, berandai- andai dengan segudang harapan kami untuk membahagiakan orang tua kami.

Adikku adalah anak yang cerdas, tanpa belajar pun ia sering mendapatkan ranking yang baik disekolah. Ia terlihat pendiam tapi sebenarnya ia juga sebagaimana anak remaja ketika puber biasanya. suka bergaul dengan teman- temannya dibanding berkumpul dengan keluarga. Namun yang amat saya kagumi, meski ia terlihat tak acuh terhadap keadaan, tapi dalam diamnya ia memikirkan strategi yang tepat untuk mengubah keadaan tersebut menjadi lebih baik. J
Di depan kami adalah kakekku, meski umurnya sudah dibulang sangat rentan, tapi beliau masih terlihat gagah perkasa, haha. Kakek adalah sosok yang tidak suka berdiam. Beliau suka melakukan aktivitas yang bahkan dalam pikiran setiap orang cukup mengejutkan (jika dilihat dari umur beliau sii, haha) dan seringkali membuat 8 anak- ananknya khawatir gak karuan.
Pernah suatu ketika beliau dirawat di sebuah rumah sakit karena kondisi beliau kurang stabil. Setiap hari selalu ada anak- anak beliau ataupun sanak saudara lain yang bergantian untuk menemani beliau. Namun, suatu ketika saat hari terakhir sebelum pulang beliau sendirian di kamar. karena kebiasaannya beraktivitas dan sudah lama berbaring akibat sakit, walhasil kakekku membersihkan kamar mandi rumah sakit yang waktu itu belum dibersihkan oleh OB. Tanteku yang barusaja datang setelah mengurusi administrasi kakek pun seketika mengerutkan kening karena mendapati kakek demikian. baru juga ditinggal sejenak, sudah bertingkah ga karuan. Hha, kakekku ini memang benar- benar keren :D
Dibelakang kakekku adalah adek kecilku yang super manja. Mentang- mentang anak terakhir kali yaa,, dia adalah satu- satunya adikku yang paling setia di rumah, karena dia yang bertugas menjaga ibu ketika ayah sedang bekerja. meski kadang bertengkar namun ketidak beradaannya dirumah cukup membuat rindu. Karena gak ada dia ga rame. Haha
Namun dibalik sikapnya yang demikian, ada ketulusan hatinya yang amat istimewa. Pernah suatu ketika, ketika ia masih kelas 2 SD. Ibuku sakit, aku dan adikku sudah di pesantren dan ayahku waktu itu sedang bekerja. jadi tak satupun dirumah kecuali ia dan ibu. Sepulang dari sekolah saat ia mendapati ibu sakit, ia segera menyalakan elpiji untuk membuatkan ibu the hangat. Bagaimana tak menghawatirkan, ibu yang terbaring lemah di kamar tak mengetahui itu. tiba-tiba ia datang ke kamar dengan membawa segelas teh yang cukup manis. Ibu tertegun melihat tingkah adikku kali ini, tingkah yang dilakukan sebagaimana orang dewasa, adikku pun duduk disamping ibu dengan memijat- mijat kaki ibu. Senyum tulus ibu pun mengembang karena perubahan sekejap adikku ini.
Sebelah adikku itu adalah aku. Aku yang amat bahagia karena terlahir dari orang tua seperti ayah dan ibuku J Alhamdulillah, seuntai kenikmatan ilahi yang tak tergantikan oleh apapun. Aku adalah anak pertama yang dilahirkan oelh ibuku. Terima kasih Tuhan karena telah menjadikanku seperti ini J
Sebelahku adalah ibuku yang penuh kasih sayang. Saat ayah menuturkan berbagai petuahnya yang keras dan mendidik, ibuku adalah pelumas yang melancarkan petuah ayah untuk sampai ke pikiran kami, melekat di jiwa dan membekas di sanubari. Meski beiau tak terlahir dari kalangan religious sebagaimana ayah, tapi ibu sangat mendukung kepergianku beserta adik pertamaku untuk menuntut ilmu di pesantren.
Love my family J



No comments:

Post a Comment