Memiliki
keluarga yang harmonis merupakan keinginan setiap insan di dunia ini, salah
satu alasannya adalah memberikan kenyamanan tersendiri bagi setiap anggota
keluarga. Karena dengan kenyamanan tersebut akan menjadikan energy tersendiri
untuk menjalankan kehidupan yang telah diberikan oleh sang kuasa.
Yang paling kiri
adalah sosok ayah yang selalu menjadi idolaku. Meski bagi teman- teman SDku
dulu beliau adalah sosok yang berwatak keras, tetapi bagiku ia adalah ayah yang
sangat tepat menjadi panutan. Watak kerasnya mendidikku untuk bisa bersikap
tegas dalam menentukan suatu keputusan, tentunya dengan suatu komitmen yang
tegas sehingga menjadikanku sedemikian ini.
Sisi lain yang
bisa aku ambil dari sosok ayahku adalah ketaatannya kepada yang kuasa. Meski
beliau hanya sempat menempati pesantren selama beberapa tahun saja, namun
segala hal yang pernah beliau pelajari seperti sudah mendarah daging pada
dirinya. Walhasil aku beserta adikku yang berdiri di sebelah beliau dianjurkan
untuk menimba ilmu di pesantren.
Sebelah ayahku,
adalah adik laki-laki pertamaku. Meski statusnya sebagai adik, kadang ia bahkan
seperti kakakku. Mempunyai adik seperti dia merupakan pelengkap yang sempurna.
Seringkali kami berdiskusi tentang masa depan kami, berandai- andai dengan
segudang harapan kami untuk membahagiakan orang tua kami.
Adikku adalah anak yang cerdas, tanpa belajar pun ia sering mendapatkan ranking yang baik disekolah. Ia terlihat pendiam tapi sebenarnya ia juga sebagaimana anak remaja ketika puber biasanya. suka bergaul dengan teman- temannya dibanding berkumpul dengan keluarga. Namun yang amat saya kagumi, meski ia terlihat tak acuh terhadap keadaan, tapi dalam diamnya ia memikirkan strategi yang tepat untuk mengubah keadaan tersebut menjadi lebih baik. J
Di depan kami
adalah kakekku, meski umurnya sudah dibulang sangat rentan, tapi beliau masih
terlihat gagah perkasa, haha. Kakek adalah sosok yang tidak suka berdiam.
Beliau suka melakukan aktivitas yang bahkan dalam pikiran setiap orang cukup
mengejutkan (jika dilihat dari umur beliau sii, haha) dan seringkali membuat 8
anak- ananknya khawatir gak karuan.
Pernah suatu
ketika beliau dirawat di sebuah rumah sakit karena kondisi beliau kurang
stabil. Setiap hari selalu ada anak- anak beliau ataupun sanak saudara lain
yang bergantian untuk menemani beliau. Namun, suatu ketika saat hari terakhir
sebelum pulang beliau sendirian di kamar. karena kebiasaannya beraktivitas dan
sudah lama berbaring akibat sakit, walhasil kakekku membersihkan kamar mandi
rumah sakit yang waktu itu belum dibersihkan oleh OB. Tanteku yang barusaja
datang setelah mengurusi administrasi kakek pun seketika mengerutkan kening
karena mendapati kakek demikian. baru juga ditinggal sejenak, sudah bertingkah
ga karuan. Hha, kakekku ini memang benar- benar keren :D
Dibelakang
kakekku adalah adek kecilku yang super manja. Mentang- mentang anak terakhir
kali yaa,, dia adalah satu- satunya adikku yang paling setia di rumah, karena
dia yang bertugas menjaga ibu ketika ayah sedang bekerja. meski kadang
bertengkar namun ketidak beradaannya dirumah cukup membuat rindu. Karena gak
ada dia ga rame. Haha
Namun dibalik
sikapnya yang demikian, ada ketulusan hatinya yang amat istimewa. Pernah suatu
ketika, ketika ia masih kelas 2 SD. Ibuku sakit, aku dan adikku sudah di
pesantren dan ayahku waktu itu sedang bekerja. jadi tak satupun dirumah kecuali
ia dan ibu. Sepulang dari sekolah saat ia mendapati ibu sakit, ia segera
menyalakan elpiji untuk membuatkan ibu the hangat. Bagaimana tak
menghawatirkan, ibu yang terbaring lemah di kamar tak mengetahui itu. tiba-tiba
ia datang ke kamar dengan membawa segelas teh yang cukup manis. Ibu tertegun
melihat tingkah adikku kali ini, tingkah yang dilakukan sebagaimana orang
dewasa, adikku pun duduk disamping ibu dengan memijat- mijat kaki ibu. Senyum
tulus ibu pun mengembang karena perubahan sekejap adikku ini.
Sebelah adikku
itu adalah aku. Aku yang amat bahagia karena terlahir dari orang tua seperti
ayah dan ibuku J
Alhamdulillah, seuntai kenikmatan ilahi yang tak tergantikan oleh apapun. Aku
adalah anak pertama yang dilahirkan oelh ibuku. Terima kasih Tuhan karena telah
menjadikanku seperti ini J
Sebelahku adalah
ibuku yang penuh kasih sayang. Saat ayah menuturkan berbagai petuahnya yang
keras dan mendidik, ibuku adalah pelumas yang melancarkan petuah ayah untuk
sampai ke pikiran kami, melekat di jiwa dan membekas di sanubari. Meski beiau
tak terlahir dari kalangan religious sebagaimana ayah, tapi ibu sangat
mendukung kepergianku beserta adik pertamaku untuk menuntut ilmu di pesantren.
Love my family J
No comments:
Post a Comment