Bukan sebuah
penantian pajang yang menjadikan seseorang semakin pilu, pemakaian kata ‘nanti’
lah yang memilukan setiap orang. Sungguh mudah diucapkan dan amat diyakini
tidak akan berakibat fatal di kemudian hari. Padahal, itu adalah dosa besar!
Saat menemukan suatu ide untuk
ditulis misalnya, ketika hendak menuju kantin, tiba- tiba ide itu muncul tanpa
disengaja. “ah, nanti sajalah sekalian buka laptop” Dalam hati pun ingin
mencatat tapi karena sudah didahului dengan kalimat nanti, kata ringan yang
mudah sekali diucapkan. walhasil apa
yang diinginkan pun akhirnya tidak
tecatat. Yang amat disayangkan, ketika sudah dikejar deadline, dan ternyata ide
tersebut sudah memudar, maka galau- lah sudah. Inilah yang sering dialami oleh
para penulis pemula.
Sedangkan yang biasa dialami
oleh mahasiswa pun demikian, seolah- olah kata ‘nanti’ tersebut akan seketika
mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk.
Menuliskan berabagai laporan- laporan praktikum dan sebagainya. tidak, saya tekankan lagi bahwa semua itu hanya tipu daya setan. Kata ‘nanti’ tak ubahnya hanyalah suatu kata untuk menunda suatu pekerjaan. Menyatakan bahwa pekerjaan yang baru saja didapat akan dikerjalakn di kemudian hari.
Menuliskan berabagai laporan- laporan praktikum dan sebagainya. tidak, saya tekankan lagi bahwa semua itu hanya tipu daya setan. Kata ‘nanti’ tak ubahnya hanyalah suatu kata untuk menunda suatu pekerjaan. Menyatakan bahwa pekerjaan yang baru saja didapat akan dikerjalakn di kemudian hari.
Sering kali saya mengalami hal
ini, dari pekerjaan rumah, kampus, kantor dan sebagainya. sungguh saya mengalami
keteteran atau kalang kabut yang luar biasa. Rasanya sudah tak mampu lagi
melakukan apapun, karena begitu banyak beban yang harus saya lakukan. Melihat
kamar berantakan karena tumpukan baju yang menggunung, padahal tugas- tugas pun
sudah memenuhi deasline pengumpulan, ditambah lagi dengan . Bahkan kadang saya
harus mengungsi ke kamar teman agar dapat menyelesaikan tugas yang sudah
diambang dosen. Ada beberapa hal yang akan dirugikan dari ke ‘nanti’ an anda:
- menimbun pekerjaan, sadar atau tidak, meski awalnya terlihat satu dua maka jika setiap detik akan ditunda maka satu dua tersebut akan beranak menjadi lima atau bahkan puluhan.
- menurunkan semangat, selain menjadikan pekerjaan bejibun juga dapat menurunkan semangat, hal ini disebabkan karena sudah menumpuk, walhasil tugas- tugas dan pekerjaan yang semula menjadi kesukaan ini menjadi kesukaran yang tiada tara.
- Merusak jadwal awal, ini yang sangat mempengaruhi kehidupan kita. Hanya karena tugas meniimbun akhirnya menjadikan jadwal kita berantakan. Yang awalnya kuliah, gara- gara belum mengerjakan tugas jadi males berangkat dan absen pun seketika kosong. Ia kalau kejadian in hanya terjadi sekali, kalau tiap hari??
Benar- benar bikin pilu, namun
masih juga dibudidayakan. Seolah tidak ada kata ‘sekarang’ yang sebenarnya
sangat membantu kedisiplinan hidup. Mulai
detik ini juga, mari kita musnahkan kata ‘nanti’ dan mengubahnya dengan kata
‘sekarang’
Yah, sekaranglah
saatnya merubah dunia!! Salam juang!! :D
No comments:
Post a Comment