Tuesday 18 November 2014

Refleksi: Me‘nanti’ yang Memilukan

Bukan sebuah penantian pajang yang menjadikan seseorang semakin pilu, pemakaian kata ‘nanti’ lah yang memilukan setiap orang. Sungguh mudah diucapkan dan amat diyakini tidak akan berakibat fatal di kemudian hari.  Padahal, itu adalah dosa besar!
                Saat menemukan suatu ide untuk ditulis misalnya, ketika hendak menuju kantin, tiba- tiba ide itu muncul tanpa disengaja. “ah, nanti sajalah sekalian buka laptop” Dalam hati pun ingin mencatat tapi karena sudah didahului dengan kalimat nanti, kata ringan yang mudah sekali diucapkan.  walhasil apa yang diinginkan pun akhirnya  tidak tecatat. Yang amat disayangkan, ketika sudah dikejar deadline, dan ternyata ide tersebut sudah memudar, maka galau- lah sudah. Inilah yang sering dialami oleh para penulis pemula.
                Sedangkan yang biasa dialami oleh mahasiswa pun demikian, seolah- olah kata ‘nanti’ tersebut akan seketika mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk.
Menuliskan berabagai laporan- laporan praktikum dan sebagainya. tidak, saya tekankan lagi bahwa semua itu hanya tipu daya setan. Kata ‘nanti’ tak ubahnya hanyalah suatu kata untuk menunda suatu pekerjaan. Menyatakan bahwa pekerjaan yang baru saja didapat akan dikerjalakn di kemudian hari.
                Sering kali saya mengalami hal ini, dari pekerjaan rumah, kampus, kantor dan sebagainya. sungguh saya mengalami keteteran atau kalang kabut yang luar biasa. Rasanya sudah tak mampu lagi melakukan apapun, karena begitu banyak beban yang harus saya lakukan. Melihat kamar berantakan karena tumpukan baju yang menggunung, padahal tugas- tugas pun sudah memenuhi deasline pengumpulan, ditambah lagi dengan . Bahkan kadang saya harus mengungsi ke kamar teman agar dapat menyelesaikan tugas yang sudah diambang dosen. Ada beberapa hal yang akan dirugikan dari ke ‘nanti’ an anda:
  1.  menimbun pekerjaan, sadar atau tidak, meski awalnya terlihat satu dua maka jika setiap detik akan ditunda maka satu dua tersebut akan beranak menjadi lima atau bahkan puluhan. 
  2. menurunkan semangat, selain menjadikan pekerjaan bejibun juga dapat menurunkan semangat, hal ini disebabkan karena sudah menumpuk, walhasil tugas- tugas dan pekerjaan yang semula menjadi kesukaan ini menjadi kesukaran yang tiada tara.
  3. Merusak jadwal awal, ini yang sangat mempengaruhi kehidupan kita. Hanya karena tugas meniimbun akhirnya menjadikan jadwal kita berantakan. Yang awalnya kuliah, gara- gara belum mengerjakan tugas jadi males berangkat dan absen pun seketika kosong. Ia kalau kejadian in hanya terjadi sekali, kalau tiap hari??
                Benar- benar bikin pilu, namun masih juga dibudidayakan. Seolah tidak ada kata ‘sekarang’ yang sebenarnya sangat membantu kedisiplinan hidup.  Mulai detik ini juga, mari kita musnahkan kata ‘nanti’ dan mengubahnya dengan kata ‘sekarang’

Yah, sekaranglah saatnya merubah dunia!! Salam juang!! :D

No comments:

Post a Comment