Mengikuti anjuran orang tua seperti sudah menjadi pilihan yang
tidak bisa diganggu gugat dalam skenario hidup ini. hal ini terlihat ketika
seorang anak mulai menduduki bangku sekolah. tentunya mulai dari situ pula
orang tua telah merancang berbagai strategi yang harus dijalani oleh anak
tersebut untuk ke depannya. seperti, sekolah mana dan pendidikan apa yang akan
dipelajari oleh anaknya, baik dari segi spiritual, exsact, atau bahkan
ekstrakulikuler pun juga dirancang sedemikian rapi. padahal belum tentu bakat
anak sesuai dengan apa yang telah dirancang oleh orang tua tersebut.
Perlu mereka ketahui bahwa tidak semua anak dapat dengan cuma-
cuma menganut anjuran orang tua. ada yang ingin mengembangkan bakatnya yang
ternyata baru diketahuinya di usia remaja, ada juga yang dengan pasrah tetap
tunduk pada garis yang sudah dirumuskan oleh orang tuanya. hal ini
membuktikan bahwa kemampuan setiap anak itu tidak sama.
Memang, ada sisi positif yang menjadikan anak tersebut menjadi
anak yang nurut dan patuh kepada orang tua, masa depan anak tersebut dapat
tersusun rapi sebagaiamana yang diinginkan banyak orang. namun perlu diingat,
bahwa tidak sedikit yang malah menjadikan pola pikir anak tersebut akan
menyempit, sehingga sampai di usia yang dewasa pun ia terpaksa harus mengikuti
aturan orang tua, karena mungkin bisa dikatakan terlanjur kecanduan dengan
kebiasaan- kebiasaan tersebut.
Hal ini yang berdampak buruk kepada anak ketika sudah menjalani
hidup di rumah tangga. bahkan bisa jadi anak tersebut tidak bisa hidup secara
mandiri, bergantung kepada orang tua terus menerus. bukankah jika sudah
memiliki keluarga sendiri akan berarti orang tua sudah lepas tangan? atau bisa
dikatakan membiarkan anak berkreasi sendiri untuk memikirkan keluarganya, tapi
jika anak tersebut malah tidak bisa belajar memutuskan sesuatu dengan
sendirinya? tentu akan menjadi masalah besar.
No comments:
Post a Comment