Wednesday 17 June 2015

1st Ramadhan

Seperti sangat lama sekali aku tak lagi menorehkan catatan kecilku disini, kali ini aku tak menceritakan sesuatu yang berat. AKu hanya ingin berbagi, bukan uang atau materi yang besar. Aku hanya ingin betbagi pengalaman. Yah, pengalaman yang begitu mendidik, tentunya teruntuk diriku yang sangat polos ini 😄
Sebagaimana tahun- tahun sebelumnya, aku menghabiskan bulan ramadhanku bersama teman teman perantauan. Kali ini berbeda, Teman sepermainanku tak bersama mereka yang seumuran denganku, Karena usia mereka jauh dibawahku, ya lebih terkesan paling tua. Hahaha
Ramadhan pertama bersama anak anak CAFKE 😃
Berbagai hal telah kudapatkan dengan kebersamaan bersama mereka. Mereka yang manja, mereka yang riang, mereka yang ceria.
Memang, kami berasal dari latar belakang yang berbeda. Ada yang dari keluarga terpandang, kaya raya, yang sederhana, dan bahkan pas pasan. Yah, kami bersatu dan hidup dilingkungan yang sama.
Yang membedakan denganku hanya satu, faktor Usia.
Usiaku dengan mereka memang cukup jauh. Sekitar 7 tahun jarak diantara kami.
Mulanya aku seperti sangat sulit hidup bersama mereka, jujur saja, dengan adikku yang bahkan jaraknya hanya 3 tahun saja aku sering bertengkar, apalagi dengan usia yang jaraknya semakin jauh??
Aku mau, hanya karena aku tak mau mengelak kepada orang tuaku, dengan segenap hati aku pun mulai hidup diantara mereka.
Namun, seiring berjalannya waktu, aku semakin tahu dan faham, bahwa usia takkan menentukan kenyamanan hidup seseorang. Bersama mereka aku mwndapatkan kenyamanan tersendiri. Seperti hadir ikatan keluarga diantara kami. Sesekali mereka berbohong, merwka akan dengan sendirinya meminta maaf. Begitipun denganku, ketika aku mulai menghabiakan waktuku diluar, aku merindukan mereka. Dan aku pun akhirnya levih betah dikamar drpda harus lama lama mebinggalkan mereka.

aku hanya ingin satu hal. M

Friday 10 April 2015

Aneh=> part 1

Mata itu begitu menggelitikku.  Tatapannya yang tajam seakan tengah menyusun pasukannya untuk segera menyerangku, aku takut sungguh. Begitupun dengan ruangan ini, seperti ruangan yang kedap suara. Bagaimana tidak? Diskotik yang terletak disampingnya pun seolah membisu. Padahal jika sudah di ujung pintu diakotik itu, tak semua telinga akan siap mendengar lantunan musiknya yang tak wajar, sungguh amat keras. Sejujurnya aku sangat berat untuk bertahan menatap mata itu. Sangat tajam, menyayat. Andai saja aku diizinkan untuk singgah ke tempat lain sejenak, maka aku akan meninggalkan tempat ini beserta apapun yang terdapat di dalamnya. Tentu tak lepas dari tatapan mata itu. Namun, Ahh mustahil.
"Sudah berapa lama kamu menungguku? " ucapnya kemudian,
"Setengah jam yang lalu" jawabku singkat. Sebenarnya aku ingin memanggil dengan sebutan yang tepat untuk lelaki itu, tapi apalah, aku pun belum juga menemukan panggilan yang tepat untuknya.
"Apa kamu sudah siap? " seketika jantungku berdegup kencang, tatapan mata itu kembali menatap mataku. Anak matanya yang hitam pekat seketika menusuk salah satu jantungku yang sedang berdegup kencang. Andai saja aku bisa membayangkan sebelumnya. Aaah aku terlalu lugu untuk memikirkan hal-hal yang tak terfikirkan sebelumnya. Dadaku tak kunjung menbaik setelah ia menanyakan kesiapanku. Sebenarnya apa yang akan terjadi dengan malamku??
*to be continue

Thursday 29 January 2015

Praktikum -nganjuk

Setelah menerima berbagai materi tentang pengadilan agama di kampus, akhirnya dikembangkan dengan terjun lapangan langsung yang bertempat di pengadilan agama nganjuk 
Terimakasih pak, bu, yang telah mengajarkan berbagai pengetahuan baru kepada kami, sehingga kami bisa mengerti lebih jauh tentang dunia pengadilan agama, teruntuk teman teman praktikum, terima kasih juga atas pengalamannya.. 